Dalam malam yang dingin . . .
Ku tatap dinding nan sepi . . .
Pilu menggema dalam hati . . .
Terjerumus dalam belaian mati yang muali mengajakku pergi . . .
Badan terasa kaku karena memikirkanmu . . .
Mulut tak dapat bicara jiwa-jiwa bersama dengan doa ku . . .
Agar kembali semula hati dan pikiran bersatu . . .
Tuk slalu ingat dirinya dalam pikiranku . . .
Ku jalani walau terasa sakit . . .
Walau dada ini terasa menghimpit . . .
Tak dapat memeluk tuk hilangkan rasa rindu . . .
Tak dapat mencium karena bukan milikku . . .
Kerinduan dan cinta ku pendam . . .
Perlahan mulai kelam . . .
Kepedihan slalu membara dihati . . .
Sampai kapn ku tahan rasa ini . . .
Sukar sekali rasanya terucap . . .
Hanya sehelai kertas segalanya ku curahkan . . .
Untuk sebuah ungkapan yang tak tersampaikan . . .
Senang sedih dan luka dihati . . .
Karena cintamu, aku sangat berarti . . .
Ku tatap dinding nan sepi . . .
Pilu menggema dalam hati . . .
Terjerumus dalam belaian mati yang muali mengajakku pergi . . .
Badan terasa kaku karena memikirkanmu . . .
Mulut tak dapat bicara jiwa-jiwa bersama dengan doa ku . . .
Agar kembali semula hati dan pikiran bersatu . . .
Tuk slalu ingat dirinya dalam pikiranku . . .
Ku jalani walau terasa sakit . . .
Walau dada ini terasa menghimpit . . .
Tak dapat memeluk tuk hilangkan rasa rindu . . .
Tak dapat mencium karena bukan milikku . . .
Kerinduan dan cinta ku pendam . . .
Perlahan mulai kelam . . .
Kepedihan slalu membara dihati . . .
Sampai kapn ku tahan rasa ini . . .
Sukar sekali rasanya terucap . . .
Hanya sehelai kertas segalanya ku curahkan . . .
Untuk sebuah ungkapan yang tak tersampaikan . . .
Senang sedih dan luka dihati . . .
Karena cintamu, aku sangat berarti . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar