Tidak ada seorang pria selain kamu yang dapat membuat aku merasa nyaman. Dia yang punya rasa cinta yang lebih besr darimu pun masih mengalahkan sosok dirimu yang selalu spesial untuk aku.
Aku melirik ke belakang, mengenang dan mengingat hal-hal yang telah terjadi diantara kita selama ini. Aku ingat ketika kamu memperhatikanku dengan baik dan peduli. Aku merekam rasa cemasmu ketika aku mengeluh kesakitan. Aku menyimpan kata-kata manis mu dalam pesan singkat yang selalu menghangatkan dingin malamku. Aku mengenang rangkulan dan genggaman tanganmu yang pertama kali aku rasakan. Rasanya, aku tak kuat mengembalikan semua seperti awal perkenalan kita.
Aku menunggu saat kita bisa bersama lagi, aku menunggu kamu datang membawa pelukan dan rindu yang kaupendam. Mungkinkah kau menyimpan rindu sedalam yang ku simpan? Mungkinkah kau punya cinta dan sayang sekuat dan seindah yang kupunya? Mungkin iya, mungkin juga tidak. Kau selalu sulit ku tebak, namun aku mencintai teka-tekimu. Kamu hadir disaat yang tepat, saat aku membutuhkan perkenalan tanpa keribetan. Karena pada dasarnya aku telah lama mengenal dan mencari tahu tentang kamu. Aku menemukan sosok pria idaman dalam dirimu, tapi sepertinya aku bukan yang kau inginkan. Aku terlalu buruk untukmu. Aku tak ingin wajah tampanmu bersanding dengan wanita serendah aku. Kamu terlalu sempurna untuk ku gapai dan aku hanyalah si buruk rupa yang mengharapkan takdir indah.
Ketika berkenalan denganmu, aku tak meminta banyak hal selain pertemanan. Tapi, kau membuka mataku dan mengecup manis anganku, hingga aku merasa nyaman di dekatmu. Jika perasaan itu semakin tumbuh melebihi batas yang kutahu, salahkah aku? Maaf jika aku terlalu berharap. Maaf jika aku bersikap tak sadar diri dan tidak memilih pergi.
Aku menunggumu sampai datang. Pulanglah, Sayang. Jangan pergi lagi. Aku menunggumu sampai waktu tak izinkan kita bersatu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar